Kementerian PUPR Sosialisasikan Persiapan Penyusunan Rencana Induk Terpadu KSPN Danau Toba, Borobudur dan Lombok
Dalam menyusun Rencana Induk Terpadu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba,
Borobudur dan Lombok sangat dibutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antar kementerian dan lembaga,
agar hasilnya dapat efektif dan sesuai harapan banyak kalangan.
Demikian diungkapkan, Hadi Sucahyono, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
saat membuka sosialisasi Persiapan Penyusunan Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata Danau Toba,
Borobudur, dan Lombok di Jakarta, Senin (19/12).
Hadir dalam sosialisasi tersebut perwakilan Bank Dunia, Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), Kementerian Perhubungan, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Direktur Badan
Otorita Danau Toba, dan stakeholder lainnya. Selain itu, hadir pula pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah yang terkait dengan tiga destinasi wisata tersebut.
Untuk membuat Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata, lanjut Hadi, setidaknya membutuhkan
koordinasi dan sinkronisasi mulai dari Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah baik
pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/Kota, termasuk dengan Pengembang dan masyarakat
Kementerian PUPR, lanjut Hadi, terus berupaya membangun infrastruktur PUPR secara efektif dalam
rangka mendukung KSPN yang telah dicanangkan pemerintah.
“Pada Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata tersebut, nantinya akan memuat rencana pembangunan
infrastruktur PUPR yang mencakup keterpaduan sektor Bina Marga, Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya
dan Perumahan,” terang Hadi. Hadi berharap, dalam sosialisasi tersebut seluruh stakeholder dapat
berperan aktif guna terciptanya Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata yang ideal.
Untuk Integrated Master Plan atau Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata, Kepala Bagian Rencana
Kementerian Perhubungan, Dandun Prakosa mengatakan, Kementerian Perhubungan akan menghidupkan
bandara-bandara pesawat perintis seperti Bandara Sibisa dan lainnya.
“Hal itu dilakukan untuk menyingkat waktu tempuh dan mempermudah akses ke kawasan wisata prioritas
tersebut,” terangnya. Selain itu, lanjutnya, ada juga peningkatan pelabuhan-pelabuhan agar lalu
lintas laut bisa semakin meningkat, sehingga mempermudah mobilitas orang ataupun barang ke lokasi
wisata.
Saat ini, lanjutnya, Kementerian Perhubungan memang terus menjaring aspirasi untuk dapat memberikan
masukan yang ideal dalam penyusunan Rencana Induk tersebut.
Di tempat yang sama, Senior Private Sector Specialist Trade and Competitiveness, Bank Dunia, Bertine
Kamphuis mengatakan, Rencana Induk Terpadu Kawasan Pariwisata yang akan disusun tersebut harus
menjawab permintaan pasar dan industri pariwisata sendiri. "Kemudian, harus juga dapat melestarikan
budaya, bangunan dan sumber daya alam yang ada di kawasan tersebut," terang Bertine.
Dia menambahkan, termasuk harus menghadirkan infrastruktur yang dapat memudahan dan menarik para
wisatawan ke lokasi wisata. (ris/infoBPIW)